CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM LAJU REAKSI KELAS 11



Laporan Praktikum Kimia Persamaan Laju Reaksi

LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat reaksi-reaksi kimia dengan kecepatan yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat seperti petasanyang meledak, ada juga reaksi yang berlangsung sangat lambat seperti pengkaratan besi.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat reaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah pereaksinya akan semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju perubahan konsentrasi per satuan waktu. Waktu yang digunakan dapat berupa detik, menit, jam, hari, bulan, maupun tahun, tergantung pada lamanya reaksi berlangsung.
Laju reaksi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan, tekanan dan katalis.
Oleh karena itu percobaan ini dilakukan untuk mengetahui laju reaksi kimia yang ada dalam kehidupan dan bagaimana perlakuan untuk meningkatkan laju reaksi.

TUJUAN
a.       Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh bu kiki
b.      Untuk mengetahui faktor-faktor laju reaksi
c.       Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh zat untuk larut dalam sebuah larutan

RUMUSAN MASALAH
a.       Apa perbedaan laju reaksi vitamin c yang digerus dan yang utuh ?
b.      Berapa waktu yang dibutuhkan pada vitamin c yang digerus dan yang utuh untuk larut dalam air aquadeske?
c.       Bagaimana perbedaan laju reaksi NaCl yang dilarutkan dengan air panas dan air aquadeske?
d.      Bagaimana  perbedaan  laju reaksi pita Mg dengan HCl berdasarkan:
·      Konsentrasi 32% pada 25 ml
·      Konsentrasi 32% pada 10 ml

LANDASAN TEORI
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat. Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang disebut kinetika kimia. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut :
a)    Luas Permukaan
Luas permukaan dalam reaksi kimia adalah luas permukaan zat-zat pereaksi yang bersentuhan untuk menghasilkan reaksi. Dalam reaksi kimia, tidak semua luas permukaan zat yang bereaksi dapat bersentuhan hingga terjadi reaksi, hal ini bergantung pada bentuk partikel zat-zat  yang bereaksi. Suatu reaksi dapat saja melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan. Luas permukaan zat ini akan berkaitan dengan bidang sentuh zat tersebut.Luas permukaan zat padat akan bertambah jika ukurannya diperkecil.
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan. Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat.
Salah satu syarat agar reaksi dapat berlangsung adalah zat-zat pereaksi harus bercampur atau bersentuhan. Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas campuran. Bidang batas campuran inilah yang dimaksud dengan bidang sentuh. Dengan memperbesar luas bidang sentuh, reaksi akan berlangsung lebih cepat. Semakin banyak molekul zat terlarut yang dapat bersentuhan dengan molekul pelarut, berarti luas permukaannya semakin besar. Dengan semakin luas permukaan zat pereaksi, akan memudahkan molekul-molekul tersebut bertumbukkan dan menghasilkan hasil reaksi. Dengan kata lain, laju reaksinya meningkat.
Laju reaksi berbanding lurus dengan luas permukaan reaktan
b)   Konsentrasi Larutan
Jika konsentrasi suatu larutan semakin besar, larutan akan mengandung jumlah partikel semakin banyak sehingga partikel-partikel tersebut akan tersusun lebih rapat dibandingkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Susunan partikel yang lebih rapat memungkinkan terjadinya tumbukan semakin banyak dan kemungkinan terjadi reaksi lebih besar. Makin besar konsentrasi zat, makin cepat laju reaksinya.
Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui percobaan .
Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, makin besar laju reaksinya.
c)    Suhu
Partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Jika suhu zat dinaikkan, maka energi kinetik partikel-partikel akan bertambah sehingga tumbukan antar partikel akan mempunyai energi yang cukup untuk melampaui energi pengaktifan. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak terjadi tumbukan yang efektif dan menghasilkan reaksi. Di samping memperbesar energi kinetik, ternyata peningkatan suhu juga meningkatkan energi potensial suatu zat. Dengan semakin besarnya energi potensial zat, maka semakin besar terjadinya tumbukan yang efektif, sehingga laju reaksi semakin cepat.
d)   Katalis
Katalis adalah zat yang pada umumnya ditambahkan ke dalam suatu sistem reaksi untuk mempercepat reaksi. Pada akhir reaksi, katalis diperoleh kembali dalam bentuk zat semula. Katalis bekerja dengan cara turut terlibat dalam setiap tahap reaksi, tetapi pada akhir tahap, katalis terbentuk kembali. Jika suatu campuran zat tidak dapat bereaksi, penambahan katalis pun tidak akan membuat reaksi terjadi. Dengan kata lain, katalis tidak dapat memicu reaksi, tetapi hanya membantu reaksi yang berlangsung lambat menjadi lebih cepat.
Katalis bekerja secara khusus. Artinya, tidak semua reaksi dapat dipercepat dengan satu macam katalis. Dengan kata lain, katalis bekerja hanya pada satu atau dua macam reaksi, tetapi untuk reaksi yang lain tidak dapat digunakan. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.



ALAT DAN BAHAN
·         Vitamin C
·         Aquadeske
·         Air panas
·         Pita Mg
·         Larutan HCl konsentrasi 32% untuk 25 ml dan 10 ml
·         Gelas piala
·         Tabung reaksi
·         Gelas ukur
·         Spatula
·         Mortar dan alue
·         Stopwatch

CARA KERJA
·         Praktikum 1
1.    Siapkan semua alat dan bahan sebelum memulai praktikum seperti gelas ukur, aquadeske, mortar dan alue, stopwatch dan vitamin c
2.    Poteklah vitamin c menjadi 2 bagian, yang satu dibiarkan tetap utuh, bagian yang lain nya digerus menggunakan mortar dan alue dampai benar-benar halus.
3.    Lalu siapkan 2 gelas ukur yang berisikan air aquadeske 50 ml.
4.    Masukkan masing-masing vitamin c kedalam masing-masing gelas ukur.sambil memulai stopwatch
5.    Lalu amati proses  pelarutan vitamin c tersebut, dan perbedaan waktunya.

·         Praktikum  2
1.    Siapkan air panas, air aquadeske, 1 gram NaCl, 2 tabung reaksi,  stopwatch.
2.    Siapkan air panas da air aquadeske masing-masing pada 2 tabung reaksi
3.    Masukkan masing-masing 1 gram NaCl ke dalam masing-masing tabung reaksi bersamaan dengan dimulainya stopwatch.
4.    Lalu amati reaksi antara NaCl dengan air panas dan air aquadeske

·         Praktikum 3
1.    Siapkan HCl dengan konsentrasi 1,8% dan 3,2%, 2 buah pita mg (yang suda dipotong kecil), stopwatch, 2 tabung reaksi.
2.    Masukkan masing-masing pita mg kedalam masing-masing tabung reaksi bersamaan dengan dimulainya stopwatch
3.    Amati waktu yang dibutuhkan pita mg untuk bereaksi sampai habis.



HASIL PENGAMATAN
·         Praktikum 1
Percobaan ke-
Jenis bahan
Jenis larutan
Waktu
1
Vitamin C (Digerus)
Aquadeske
10 menit 1 detik
Vitamin C (Potongan tablet)
Aquadeske
23 menit
2
NaCl 1 gram
Aquadeske
1 menit 44 detik
NaCl 1 gram
Air Panas
1 menit 18 detik
3
Pita Magnesium
HCl konsentrasi 1,8%
3 menit 2 detik
Pita Magnesium
HCl konsentrasi 3,2%
1 menit 23 detik





·         Praktikum 1  bahwa Vitamin C yang tergerus lebih cepat larut daripada Vitamin C yang tidak digerus.
·         Praktikum 2, NaCl lebih cepat larut dalam air panas daripada air biasa.
·         Praktikukm 3 pita mg yang dimasukan kedalam larutan HCl 3,2% lebih cepat bereaksi daripada pita mg yang dimasukkan kedalam larutan HCl



PEMBAHASAN
Pada praktikum pertama vitamin c yang digerus lebih cepat larut dikarenakan luas permukannya.
Dalam percobaan ini, kami menyimpulkan beberapa hal,sebagai berikut :

1.Bahwa suhu berpengaruh terhadap laju reaksi. Hal iniditunjukkan durasi waktu pada setiap jenis air bersuhutertentu berbeda-beda.
2.Pada percobaan pertama, kami menggunakan air bersuhurendah (dingin) dan dihasilkan gelembung selama 1 menit 37detik.
3.Pada percobaan kedua, kami menggunakan air bersuhunormal dan dihasilkan gelembung selama 1 menit 30 detik
4.Pada percobaan ketiga, kami menggunakan air bersuhutinggi (panas), yang dalam hal ini kami melakukan pengulangan percobaan dua kali dan dihasilkan gelembungselama 49 detik dan 43 detik.
5.Dari ketiga jenis air dalam percobaan kami, dapatdisimpulkan bahwa air bersuhu rendah memiliki durasiterlama dari jenis air yang lainnya, dan air bersuhu tinggi(panas) memiliki durasi tercepat. Hal ini membuktikan bahwa teori yang telah kami jelaskan diatas adalah benar adanya Teori tersebut menyatakan “suhu tinggi akan mempercepat laju reaksi, sedangkan suhu rendah akan memperlambat laju reaksi”

Dalam percobaan ini, kami menyimpulkan beberapa hal,sebagai berikut
1.Bahwa suhu berpengaruh terhadap laju reaksi. Hal iniditunjukkan durasi waktu pada setiap jenis air bersuhutertentu berbeda-beda.
2.Pada percobaan pertama, kami menggunakan air bersuhurendah (dingin) dan dihasilkan gelembung selama 1 menit 37detik.3.
 Pada percobaan kedua, kami menggunakan air bersuhunormal dan dihasilkan gelembung selama 1 menit 30 detik
4.Pada percobaan ketiga, kami menggunakan air bersuhutinggi (panas), yang dalam hal ini kami melakukan pengulangan percobaan dua kali dan dihasilkan gelembungselama 49 detik dan 43 detik.
5.Dari ketiga jenis air dalam percobaan kami, dapatdisimpulkan bahwa air bersuhu rendah memiliki durasiterlama dari jenis air yang lainnya, dan air bersuhu tinggi(panas) memiliki durasi tercepat. Hal ini membuktikan bahwa teori yang telah kami jelaskan diatas adalah benar
adanya. Teori tersebut menyatakan “suhu tinggi akan
mempercepat laju reaksi, sedangkan suhu rendah akan
memperlambat laju reaksi”

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGERTIAN LIMBAH MENURUT PARA AHLI

PENGERTIAN KERAJINAN MENURUT PARA AHLI